Anggita Nurindah Kusuma

TERIMA KASIH SUDAH MAMPIR =)

Minggu, 28 Juli 2013

Ramadhan di Sekolah (Sebagai Hadiah Ulang Tahun)

HAPPY DAYS..

Tanggal 22 Juli 2013 lalu, usiaku telah genap 13 tahun. Banyak kejutan yang datang melengkapi hari itu. Tak hanya ucapan atau pun jabatan tangan dari mereka. Bahkan, sejumlah hadiah serta do'a juga telah membuatku bahagia. Tersenyum lepas.
Dan tanggal 25 Juli 2013 kemarin, terdapat suatu kebahagiaan yang menambah rasa bahagia ulang tahunku. Aku mendapat kepercayaan dari kawan sekelas (8A) untuk mengikuti perlombaan Musabaqoh Tartil Qur'an. Memang rasanya bangga, senang, gembira, tetapi merupakan beban yang tak ringan pula bagiku.

Hari itu, jantungku sungguh berdebar sangat kencang. Tapi memang sengaja tak kuperlihatkan pada mereka. Karena itulah keinginanku. Aku ingin kepercayaan mereka tak runtuh dariku. Senja mulai tak menampakkan lagi. Tertutup oleh lebatnya langit kelam, malam.

Pengumuman segera disampaikan. Hanya kepasrahan dan butiran do'a yang mampu menenangkanku saat keadaan itu. Takjub telah aku. Aku mampu mendapatkan posisi kedua lomba Tartil. Yah, memang bukan yang pertama, tapi itu sudah bisa membuatku bahagia, bangga, dan amat senang sebagai hadiah ulang tahunku yang genap 13 tahun. Menuju masa keremajaan.. :)

***

Cerita tadi cuma iseng aja buatnya. Kejadian nyata sih, cuma bahasanya sedikit kubuat beda.. :D
Nggak apa-apa ya.. ;)

Oh iya, ini nih hasil karya temen kelas 8A (kelasku) yang berhasil dapet posisi kedua (juga) untuk kategori lomba Kaligrafi..
Bagus yak!
Iya dong, siapa dulu, temen Anggi gitu. Oh iya namanya Alana Arrum Masyithoh. Orangnya asyik, sering bikin orang ketawa, kadang keliatan dewasa, kadang keliatan kekanak-kanankkan.. :D
Dia emang udah lumayan dikenal pinter gambar. Bahkan, kalo lagi bosen, dia sering nyiptain gambar-gambar yang indah.. ;D Maklumlah, cita-citanya jadi designer.. ;)


Nah, kalo yang satu ini hadiahnya aja ya yang dimunculin. Soalnya waktu Natasya Sabrina Hatiin Zen lomba Kultum, Anggi masih lomba Tartil, jadi nggak sempet potrat-potret deh.. :)
Temen Anggi ini berhasil dapet juara pertama lho.. Keren kan? ;D

Terakhir, Anggi.. Kali ini juga nggak ada fotonya.
Maklumlah, namanya juga jadi peserta lomba, masa bisa waktu tampil motret sendiri.. ;)
Jadi hadiahnya aja ya.. :D


Oh iya, hadiah emang sederhana, tapi berharga. Rasanya beda antara dapet hadiah dari hasil kerja keras sendiri sama dikasih orang lain.. :D
Kalo nggak percaya, coba sendiri aja! ;p
Dan meski sederhana juga bermanfaat lho..

Mari tunjukkan prestasi! ;)
Inget juga, jangan pernah lirik hadiah kalo mau sukses.. :)

Sekian.. :)

Jumat, 19 Juli 2013

7 CARA JITU MENULIS RESENSI BUKU


7 CARA JITU MENULIS RESENSI BUKU

Di media massa, entah itu surat kabar atau pun majalah, resensi sering diistilahkan bedah buku, timbangan buku, atau kajian buku. Resensi itu sendiri merupakan suatu tulisan yang bertujuan untuk memberikan pertimbangan atau penilaian tentang suatu buku yang baru diterbitkan kepada pembaca. Melalui resensi tersebut, para pembaca bisa mendapatkan suatu informasi, penting atau tidaknya suatu buku. Layak atau tidaknya dibaca untuk pembaca.
Seorang penulis resensi atau biasa disebut resentator akan memberi pertimbangan kepada pembaca secara seimbang, baik kelebihan maupun kekurangan suatu buku yang diresensinya.
Saya mencoba membagikan informasi yang penting khusus bagi saya, umumnya bagi sahabat semua, bagaimana menulis resensi buku secara tepat. Referensi dari buku yang berjudul “Belajar Efektif Bahasa Indonesia” terbitan Intimedia. Berikut 7 Tips Menulis Resensi Buku:
1. Cari dan tentukan buku baru nonfiksi yang akan kita resensi.
2. Catatlah identitas buku yang akan kita resensi, seperti jenis buku, judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, tahun cetak, jumlah halaman, jenis kertas dan harga buku.
3. Catat dan pahami tujuan dan latar belakang penulisan buku, dengan cara membaca kata pengantar atau pendahuluan buku.
a) Apa tema atau inti isi buku?
b) Apa yang ingin disampaikan pengarang melalui bukunya? Pada bagian ini, kita dapat menyampaikannya menjadi ikhtisar buku.
4. Buatlah daftar pokok-pokok isi buku secara keseluruhan.
5. Tentukan kelebihan dan kekurangan isi buku, dengan memerhatikan hal-hal berikut:
a) Apakah ide-ide pokok yang diuraikan sesuai dengan tujuan penulisan buku?
b) Apakah pengungkapan ide-ide pokok dalam buku tersebut tersusun secara sistematik?
c) Apakah antara bagian satu dengan bagian lainnya tersusun secara harmonis?
d) Apakah bahasa yang digunakan penulis mudah dipahami? (pilihan kata, struktur kalimatnya, gaya bahasanya, dan lain-lain).
6. Reproduksi hasil catatan kita dalam bentuk tulisan resensi dengan menggunakan bahasa kita sendiri secara runtut dan jelas, dengan memperhatikan penulisan tanda baca yang benar.
7. Pada akhir resensi berilah saran dan kesimpulan, apakah buku yang kita resensi tersebut layak dibaca atau tidak.
Demikian 7 Tips Menulis Resensi, semoga bermanfaat.

Kamis, 18 Juli 2013

Lima Langkah Pemula Menulis Novel


LIMA LANGKAH PEMULA MENULIS NOVEL


Bagaimana cara pemula menulis buku novel, sehingga mendapatkan tempat yang layak seperti layaknya penulis profesional? Tidak banyak pemula bisa seperti itu, tanpa memiliki tips luar biasa yang memberikan semangat untuk terus menulis.
Ada empat langkah cara menulis buku bagi pemula yang ingin serius menjadi seorang calon penulis hebat. Semoga 4 langkah ini benar-benar bisa menghibur dan memberikan ruh baru dan memperkuat hasrat sahabat dalam menulis.
 
Cara pertama # Memiliki tempat penuangan ide
Lho, maksud tempat penuangan ide bagaimana?
Nah, maksudnya adalah jika kamu memiliki suatu inspirasi menulis. Tetapi tidak sedang berada di dekat komputer atau laptop, benda inilah yang dapat menggantikannya. Contoh yang dimaksud misal kertas dan pensil, notebook, atau benda lain yang biasa digunakan untuk menulis secara manual dan bisa dibawa sekaligus digunakan di mana saja.
Karena banyak penulis yang terkadang pikiran mereka terkoneksi langsung melalui pena di atas kertas.
 
Cara kedua # Mulai berpikir
Setelah kamu memiliki benda itu, saatnya untuk memulai momok paling menakutkan bagi semua penulis. Bagaimana mulai menulis di halaman pertama yang masih kosong. Gunakan halaman-halaman pertama untuk menciptakan gambaran cerita sahabat, termasuk garis besar, catatan tentang karakter (kemungkinan nama, deskripsi, cerita, dan lain-lain) tempat, dan termasuk hal-hal kecil yang masuk ke dalam cerita yang lebih besar. 
Ada beberapa keuntungan dengan membuat gambaran cerita yang akan ditulis. Ini akan memberi ide-ide baru untuk sebuah cerita sebagaimana yang sudah sahabat rencanakan. Dengan begitu, sahabat akan memiliki sesuatu ketika sedang kehabisan ide.
 
Cara ketiga # Buatlah garis besar naskah Buat garis besar tulisan. Hal ini akan membantu menentukan arah awal narasi, pengembangan plot dan karakter, pengaturan dari semua peristiwa yang mengarah ke konflik besar atau klimaks, kemudian resolusi dan berakhir.
Awal cerita mungkin merupakan bagian tersulit. Hal terbaik untuk mengatasinya, dengan memulai ide seluas mungkin. Katakanlah, sahabat ingin menulis sebuah novel misteri, dan Anda seorang penggemar dari Perang Dunia II. 
Tuliskan saja misalnya, fokus terhadap sesuatu yang misterius terjadi selama Perang Dunia II. Cobalah untuk fokus sedikit lebih. Apakah itu pribadi atau secara umum? Dalam perang ke II misalkan dengan menceritakan cerita pribadi kehidupan seorang tentara. 
Kapan itu terjadi? Perang Dunia II adalah jelas, jika seorang tentara Perang Dunia II yang melakukan ini atau itu. Ini adalah salah satu poin keputusan yang harus Anda ambil dengan segera.
Kembangkan karakter sahabat dengan jelas. Dalam hal ini, sahabat telah menciptakan dua karakter-pria muda dan kakeknya. Sahabat dapat menentukan karakteristik dari kedua hanya dengan pengaturan dan memperluas karakter Anda dalam proses. Kakek kemungkinan akan telah menikah, sehingga akan ada seorang nenek dalam gambar. 
Ada generasi antara kakek dan pemuda, sehingga akan menjadi orang tua yang juga putra kakek. Lihat betapa mudahnya itu?
 
Cara keempat # Melakukan pengeditan naskah
Mengedit tulisan biasa dilakukan setelah beberapa hari penulis mengendapkan naskah. Artinya, beberapa hari tersebut jangan digunakan untuk mengurus naskah novelmu. Jika sahabat menemukan plot tulisan ke mana-mana, dan tidak ada yang dapat dilakukan selain melakukan editing terhadap tulisan. Cerita sahabat tidak diharuskan untuk melakukan apa pun yang sahabat anggap sebagai garis besar tulisan.
Kadang-kadang, dalam sebuah cerita memiliki ide menulis yang lain. Di mana pun sahabat berada dalam proses, mesti mengisyaratkan untuk melakukan itu.
 
Cara kelima -> Istirahatlah yang cukup
Menulis membutuhkan energi yang sangat besar. Sebisa mungkin memiliki asupan yang cukup dan bergizi, selain bermanfaat pada kesehatan juga bermanfaat pada pemikiran. Tujuannya supaya otak lebih fresh sehingga bisa mendapatkan ide menarik, berbeda dari yang lain. Jangan biarkan perut lapar. Oh ya, agar kamu tidak terlalu lelah, kamu bisa memilih sesuatu yang kamu senangi sebagai teman menulis.
Dan seusai menulis naskah, kalian bisa mengirimkan ke salah satu penerbit yang kamu incar. Setelah itu, waktu menunggu keputusan penerbit bisa kalian gunakan untuk beristirahat secukupnya. Tapi bukan berarti tidak beraktifitas sama sekali lho ya.. :)